Mudah lupa adalah hal yang bisa dialami oleh siapa saja. Mudah lupa di usia muda juga menjadi hal yang lumrah dan tidak selalu berhubungan dengan penyakit saraf serius, seperti Alzheimer misalnya.
Penyakit Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang menjadi penyebab demensia paling umum, dan cukup sering ditemukan pada lansia. Alzheimer menjadi salah satu penyebab dari penurunan fungsi kognitif, kehilangan daya ingat, perubahan perilaku dan kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Lantas apa penyebab mudah lupa di usia muda?
Penyebab Mudah Lupa di Usia Muda
Kurang tidur
Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas ternyata bisa menjadi penyebab mudah lupa. Kemampuan otak dalam mengolah informasi, merencanakan, dan memori jangka pendek bisa terpengaruh. Kurang tidur juga bisa memengaruhi suasana hati, menimbulkan kecemasan, mengurangi konsentrasi, dan penurunan kecepatan berpikir.
Kualitas tidur yang buruk dalam waktu lama bisa berkontribusi terhadap berbagai masalah kesehatan. Terus-menerus kurang tidur menyebabkan efek jangka panjang pada kesehatan otak dan kognitif. Pada akhirnya kurang tidur kronis dapat menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan.
Gangguan kelenjar tiroid
Tiroid adalah kelenjar penting yang menghasilkan hormon dan berperan dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk otak. Ketika terjadi gangguan pada kelenjar ini yang menyebabkan kadar hormon tiroid menurun atau meningkat melebihi kadar normal, salah satu gejala yang bisa muncul adalah masalah pada daya ingat dan konsentrasi.
Pengobatan yang tepat untuk gangguan kelenjar tiroid dapat membantu memperbaiki fungsi kognitif dan memperbaiki gejala mudah lupa yang muncul.
Baca Juga: Inilah Penyebab dan Gejala Penyakit Hipertiroid
Stres dan kecemasan
Stres dan kecemasan memengaruhi kemampuan otak untuk mengolah, menyimpan dan mengakses informasi. Kondisi ini mengganggu fungsi otak termasuk kemampuan merencanakan, mengatur, dan mengevaluasi informasi sehingga Anda kesulitan memahami konteks dan mengingat informasi dengan benar.
Depresi
Selain stres dan kecemasan, depresi juga memiliki dampak signifikan pada fungsi kognitif termasuk masalah ingatan dan fokus. Depresi merupakan gangguan mental yang lebih dari sekadar perasaan sedih. Depresi biasanya ditandai dengan perubahan suasana hati, energi yang rendah, kehilangan minat, dan gangguan tidur.
Depresi juga dikaitkan dengan masalah daya ingat, seperti mudah lupa atau kebingungan. Akibatnya, hal ini bisa membuat seseorang sulit untuk melakukan pekerjaan, membuat keputusan atau berpikir dengan jernih. Depresi diasosiasikan dengan masalah memori jangka pendek.
Baca Juga: Tanda-Tanda jika Wanita Mengalami Depresi
Mengatasi Mudah Lupa di Usia Muda
Kelupaan ringan bisa terjadi di semua usia, namun ada beberapa kebiasaan baik yang dapat membantu Anda mengurangi risiko mudah lupa yang berkepanjangan, di antaranya:
- Memastikan tidur cukup dan berkualitas demi kesehatan otak dan fungsi kognitif
- Memperbaiki pola makan agar mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan berlemak, dan protein sehat
- Olahraga secara teratur dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan merangsang pertumbuhan sel otak baru. Para ilmuwan merekomendasikan untuk berolahraga rutin setidaknya 75-150 menit per minggu
- Merangsang otak melalui berbagai aktivitas kognitif juga penting untuk menjaga kemampuan otak dalam beradaptasi dan membentuk koneksi baru antara sel saraf, misalnya mengerjakan teka-teki dan permainan, mempelajari bahasa baru, bermain musik, membaca, menulis jurnal, bermeditasi atau mengikuti kelas keterampilan baru
- Melibatkan diri dalam interaksi sosial dan berbicara dengan orang lain dapat merangsang otak dan membantu menjaga fungsi kognitif
- Cobalah untuk tidak terlalu banyak melakukan tugas sekaligus dan fokus pada tugas yang paling penting untuk menghindari kebingungan dan meningkatkan fokus
Jika Anda mengalami perubahan drastis dalam daya ingat hingga mengganggu kemampuan dalam menjalani kehidupan sehari-hari periksakan diri dan berkonsultasilah dengan dokter atau ahli kesehatan. Dokter dapat melakukan evaluasi menyeluruh termasuk tes dan pemeriksaan yang diperlukan. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan daring dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma